
Sejak menikah kami memang memutuskan tinggal di apartemen saya. Hal yang saya sukai hidup disana karena lebih praktis, simple dan lokasi yang strategis. Namun setelah sekian tahun tinggal sana dan anak kami sudah mulai besar, kami memutuskan untuk saatnya pindah disebuah perumahan.
Rumah tersebut lima kali lebih besar dari ukuran apartemen saya hehehe. Wah pasti kebayang bagaimana repotnya. Iya betul, namun hanya diawal-awal bulan aja kaget dan adaptasi, selanjutnya saya mulai terbiasa namun tidak untuk beberapa tetangga. Mereka amat kaget dan tidak percaya bahwa saya melakukan semua pekerjaan rumah tangga sendiri tanpa dibantu asisten rumah tangga (ART). Bahkan hanya saya saja dikomplek yang tidak punya ART.
Ga apa-apa sih kalo saya dianggap aneh dan setiap orang boleh berpendapat. Memang mempunyai ART sejatinya diciptakan dari kultur kita sendiri sebagai orang Indonesia. Kakak saya tinggal dirumah yang jauh lebih besar (secara orang eropa rumahnya gede-gede) semua dikerjakan sendiri semua. Saya tanya kenapa tidak ada yang bantu? dia cuma ketawa dan bilang kalo bisa sendiri kenapa enggak dilakukan.
Buat saya pribadi, dampak langsung yang saya rasakan adalah saya menjadi lebih mandiri. Bisa jadi ini terjadi karena kebawa selama tinggal diapartemen dengan pola hidup yang simple, minimalis, cepat, praktis, semua manfaat baiknya saya terapkan dirumah ini. Home sweet home.
saya jg sedari awal nikah ga punya pembantu, cuma ya pas anak2 seusia balita dititipkan di orang kepercayaan saat kami bekerja, ntar dijemput lagi pas pulang kerja, demikianlaaah 😀
ENDOLITA