YKI: Benjolan di Payudara

Rasanya berat bagi saya untuk menulis postingan ini. Bila biasanya saya menulis dan menjelaskan tentang penyakit orang lain, kali ini subyek yang akan dibahas disini adalah kisah saya sendiri. Saya memang seorang farmasis/apoteker, tetapi sama seperti orang lain, saya bisa menderita sakit. Saya juga masih merasakan deg-degan setiap kali ke dokter. Kali ini, diagnosis yang saya dapat memang cukup membuat resah.

Pada awalnya saya merasakan ada benjolan  kecil di payudara sebelah kiri. Saya kira ini hanya masalah hormonal biasa, tapi lama kelamaan benjolan ini kian terasa mengganggu. Setelah beberapa lama, akhirnya saya memutuskan untuk mencari pengobatan. Saya sih tahu ada beberapa tempat yang bisa dikunjungi untuk melakukan pengobatan, tetapi harganya lumayan mahal. Saya ingin mencari tempat yang pelayanannya baik dan harganya terjangkau, tapi dimana ya? Setelah mencari tahu di Mbah Google dan Mas Wikipedia, akhirnya saya mendapatkan informasi yang cukup mencerahkan.

Continue reading “YKI: Benjolan di Payudara”

Pilih Mana Dokter Atau Farmasis?

Saat ini dengan melimpahnya informasi obat dan kesehatan, kita dapat memilih sendiri semua informasi tersebut. Namun terkadang ada saja informasi yang keliru, mitos yang salah, dll. Kepada siapakah kita dapat bertanya mengenai sumber informasi obat yang terpercaya?

Jawabannya terserah anda, mungkin ada yang mencari sendiri, tanya tetangga, tanya dokter, tanya temen, dll. Saya pribadi kalo disuruh memilih lebih memilih bertanya kepada farmasis. Maaf para dokter jangan marah… kalo saya tulisnya farmasis.

Memang profesi farmasis atau apoteker masih dipandang sebelah mata atau tidak populer ditelinga masyarakat. Tidak ada yang tau susahnya jadi farmasis. Kurangnya sosialisasi ke masyarakat menyebabkan farmasis hanya bekerja dibelakang layar dan hanya bekerja dalam alur distrusi obat. Padahal secara jalur akademik seorang farmasis mengerti obat sampai hal yang mendetail, mulai dari sintesis, formulasi, pembuatan, sampai distribusi obat.

Umumnya masyarakat hanya tau siapa sih farmasis atau apoteker? ituloh, mbak yang jaga di apotek yang namanya mejeng didepan pintu masuk. Padahal jika seseorang akan dikatakan sebagai seorang apoteker, diaharuslah lulus sarjana farmasi dan kemudian mengambil program profesi apoteker utuk melengakapi kompetensinya.

di luar sana banyak informasi tentang kesehatan, dan banyak pula yang menyesatkan. jangan tinggal diam. sudah saatnya yang merasa sebagai anak farmasi angkat bicara. jangan malu menunjukkan kemampuan diri. mana pharmaceutical care untuk masyarakat.

saya ingin farmasis punya peran dalam keluarga juga masyarakat. jadikan kita (para farmasis) sejajar dengan rekan sejawat tenaga kesehatan lain.

Akhirnya saya ingin mengarisbawahi bahwa kita sesama tenaga kesehatan adalah rekan sejawat, mari kita hidup dalam harmoni yang sehat. melakukan tugasnya masing-masing sesuai pada porsinya.

FARMASI SATU…

KEGUGURAN

teman saya baru mengalami keguguran makanya sepanjang minggu kemarin saya menemaninya. sampai tak sempat menyapa dan berhahahihi dengan sahabat saya yang tumben nongol dihari minggu.

keguguran rasanya seperti orang yang pipis tapi tanpa berhenti. prosedur kuret juga sangat ngilu untuk saya ceritakan. sewaktu saya kuliah “alat-alat kesehatan” dulu, memegang sendok kuret saja membuat tangan saya gemetar, bagaimana kalo terjadi infeksi, dinding rahim bakalan robek dan terlebih bagaimana alat ini bisa masuk…..

*kok jadi ikutan gemetar*
Ibunya memberi nama Gabriel meski dia baru bertahan hanya dua bulan dalam kandungan.

Saran buat para ibu hamil:
Kenali diri apakah termasuk orang yang kuat fisiknya atau tidak. jika tidak, makan makanan yang bergizi tinggi, kurangi aktivitas, minum obat penguat janin, minum asam folat dan calsium, jangan stress dan banyak relaksasi.

Saran jika keguguran:
Jangan menyalahkan diri sendiri, buat perencanaan yang terprogram untuk sang buah hati, banyak berdoa dan makan agar tubuh kembali fit. Pemeriksaan ke dokter secara berkala untuk kesehatan reproduksi.