Sabtu, 21 April 2018
Saat yang ditunggu tiba dimana para guru tenaga pengajar berkumpul di Gereja Berasulan Baru Indonesia di sidang jemaat Tule.

Gereja kami sangat besar dan mampu menampung jemaat lebih dari 500 orang. Masih dengan pagar pink yang sama disetiap rumah, didepan gereja terhampar rumput hijau dan aneka tanaman daun yang berwarna-warni.

Bangku-bangku dari kayu hitam yang sangat kokoh menyambut kedatangan kami untuk segera duduk didalam gereja. Tempat ini begitu damai dan suka cita menyambut kedatangan kami.

Acara kegiatan dimulai tepat pukul 09.00 pagi, total peserta yang datang ada 16 orang. Benar sekali sebelum kami memulai acara lampu mati dan kamipun sudah siap dengan genset. Acara dibuka dengan doa dan sambutan ED Aris Kusnandar yang menyatakan penting kegiatan hari ini.

Sangat menyenangkan mengajar para guru disana karena antusiasnya yang sangat tinggi untuk mengikuti kegiatan ini. Tampak mereka sedang asyik berdiskusi untuk mengerjakan tugas. Sosialisasi materi pengajaran anak ini memang kami desain dengan banyak bergerak, bernyanyi, berdiskusi, menepel, simulasi mengajar biar suasananya tetap ceria.

Setelah makan siang kamipun langsung praktek mengajar dengan materi yang baru. Kalo biasanya para guru hanya simulasi mengajar kali ini mengajar beneran karena hari itu sabtu siang dan anak-anak sudah pulang dari sekolah, mereka dengan antusias segera masuk ke gereja untuk mendengar gurunya mengajar dengan cara dan metode yang baru. Seru banget lihatnya. Setelah selesai mengajar tak lupa saya juga ajarkan anak-anak dua buah lagu baru. Mereka cepat sekali menguasai dan rasanya bangga banget bisa bernyanyi lagi bahasa Inggris, i want to be your friend, lengkap dengan gerakannya. Saking semangat dan antusiasnya mereka bakalan tampil besok seusai kebaktian untuk menampilkan dua buah lagu yang baru saja saya ajarkan. Suka cita banget rasanya…

Singkatnya setelah semua materi kami sampaikan, tibalah waktu untuk menutup dengan sebuah komitmen untuk dapat melayani anak-anak sekolah minggu dengan sungguh-sungguh.
Dua buah lagu mengiringi kesungguhan hati kami : “…Oh Tuhan pakailah hidupku, selagi aku masih kuat bila saatnya nanti ku tak berdaya lagi hidup ini sudah jadi berkat”.
Dan lagu pamungkas ini “Hidupku milik Tuhan dikuduskan untukMu. Trima waktuku Tuhan kuberikan padaMu. Brilah Mata yang terang untuk jelas melihat. Brilah telingga peka dengar firman nubuat”.
Diakhir acara ED Aris Kusnandar mengatakan bahwa “Hidupku Milik Tuhan”, bahkan dalam sebuah foto nisan rekan seperjuangannya yang gugur dalam pelayanan, beliau juga menuliskan Hidupku Milik Tuhan. Kisah ED Aris bersama rekan sepelayanannya dalam melayani anak-anak Allah juga sangat luar biasa dan penuh keteladanan.
Acarapun diakhiri dengan keharuan dan semangat yang kuat untuk melayani. Sebelum pulang kami berfoto bersama untuk mengabadikan momen ini.

Setelah berberes dengan semua peralatan, kami kembali kerumah untuk berganti baju dan istirahat sebentar. Kenapa sebentar? rasanya terlalu sayang untuk dilewatkan kamipun langsung menuju kegiatan selanjutnya. Apa itu? santi dilaut menikmati sunset. So lovely.
Niat awalnya memang memancing di laut. Seperti foto dibawah ini. ED Aris dengan serius memancing ikan, sementara Willie sibuk foto-foto. Sementara saya dan Anita asyik menikmati private beach ini sambil foto-foto. Anita adalah seorang yang Sarjana S1 baru saja lulus dan menunggu Wisuda dan menjadi guru sekolah minggu di Tule. Senang dan bangga banget saya sama Anita. Love you Sis.

Hari semakin senja dan tak ada ikan yang didapat oleh Willie akhir dia ikutan foto-foto bersama kami. Eh, ED Aris masih semangat mencari ikan. Dapet ga ya?

Malamnya kami juga makan ikan segar dari laut buatan ibu Tina dan saudaranya yang selalu enak, dan menikmati kembali planetarium disejauh mata memandang ke langit. Bersambung…
Like this:
Like Loading...