Di tanggal 28 September – 1 Oktober 2017 lalu, kami bertiga yaitu Saya, Willie dan Katri mengikuti pelatihan Materi Pengajaran Anak pada program Sekolah Minggu di Makati, Filipina. Setelah pelatihan itu, pelayanan dan perjalanan panjang berkeliling Indonesia selama beberapa bulan menjadi project kami. Puji syukur ini setahun kemudian di bulan Oktober 2018 yang penuh ucap syukur, kami dapat bersyukur dapat menyaksikan sendiri benih-benih kecil yang kami tabur setahun lalu telah menampakan buahnya. Melihat foto-foto perkembangan mengajar dari setiap sidang membuat saya pribadi terharu betapa para guru sudah bekerja dengan luar biasa sehingga program ini bisa bertumbuh, berakar dan berbuah. Kami bertiga tidak sendiri karena banyak pihak yang membantu, mendukung dan mendoakan.
Jika saya dapat flash back kebelakang, Program Sosialisasi Materi Pengajaran Anak kepada para guru sekolah minggu di seluruh Indonesia selama bulan Oktober 2017 sampai Juni 2018 begitu penuh kesukaan dan berkat . Kami memulai perjalanan dengan mengunjungi semua distrik di pulau Jawa. Perjalanan dilanjutkan ke Sumatera dengan tujuan ke Lampung-Palembang-Jambi-Medan. Kemudian menuju ke Kalimantan dengan mengunjungi kota Pontianak dan Banjarmasin. Di Sulawesi kami mengunjungi sebuah tempat di kepulauan Talaud, Tule, Perjalanan diakhiri ke Papua Barat dikota Sorong dan Biak.
Setiap perjalanan, kami tidak selalu pergi bersama-sama, terkadang berdua, berlima bahkan pernah sendiri seperti waktu Papua. Foto diatas saat kami berada di Palembang dengan formasi hampir lengkap kecuali Pr. Willie Bernardi (gambar di foto dari kanan adalah : ED Tri Bensya Hardani, Mba Sri Katriani, Mba Retno Ginarsih, Rina Susanti, Pr. Uus Sugiarto). Selain mereka kami juga memiliki tim penterjemah Mas Denny, Natasha, Yohanna.
Di setiap perjalanan juga memiliki tantangan berbeda-beda. Kami pernah melalui perjalanan darat selama berjam-jam dimobil untuk sampai tujuan. Melewati lebatnya hutan perkebunan kelapa sawit. Mendapati listrik mati saat acara berlangsung karena pas jadwal pemadaman bergilir. Hidup tanpa sinyal disuatu daerah selama beberapa hari. Berusaha tetap tenang padahal proyektor rusak atau laptop bermasalah, membawa berbagai alat peraga yang banyak. Kami juga pernah merasakan delay pesawat berjam-jam. Melaju kencang diatas jalan berlubang dan rusak untuk segera melanjutkan penerbangan. Kamipun sering bangun pagi-pagi sekali atau berangkat dini hari ke bandara dan sering meninggalkan anak (anak saya masih kecil) dan keluarga selama beberapa hari dan jauh dari rumah, dan masih banyak lagi.
Namun semua kendala-kendala itu hilang seketika saat kami merasakan kegembiraan dan sukacita dari para guru-guru sekolah minggu yang kami temui dan layani, apa yang kami bagikan semua sukacita itu kembali lagi kepada kami dan rasanya senang sekali… seperti itulah sukacita yang sejati. Kami bersyukur untuk setiap sambutan hangat yang disemua tempat, mencoba makanan lokal yang khas dan berbeda-beda rasa, melihat tempat-tempat unik yang belum pernah kami lihat sebelumnya, memandang bintang dilangit yang bersinar ala planetarium, semua itu suatu pengalaman berharga.
Buat saya pribadi, perjalanan ini adalah bukan sebuah perjalanan biasa tetapi perjalanan spiritual yang membuka cara pandang yang lebih besar, perspektif yang lebih luas lagi dalam memandang setiap hal. Betapa besarnya ladang pelayanan, negeri yang kaya akan potensi dan pertumbuhan iman. Anak-anak sekolah minggu adalah generasi penerus yang harus dibina, dirawat dan dikasihi agar menjadi penerus. Jangan biarkan dengan kendala-kandala yang ada dapat mematahkan semangat untuk terus bertumbuh dalam iman.
Kini program Materi Pengajaran Anak yang baru telah berjalan serentak di seluruh Indonesia per Juli 2018 dan kita sudah beberapa bulan ini menerapkannya disetiap sidang. Kami selalu terharu dengan semua foto-foto kegembiraan anak-anak sekolah minggu dari berbagai daerah yang telah dikirimkan didalam WA group. Sungguh sebuah kebanggaan buat kami atas semua kerja keras yang telah diberikan oleh guru sekolah minggu. Sekali lagi terima kasih dan kami sungguh bangga, lakukan terus hal yang terbaik dalam mengajar anak-anak sekolah minggu.
Tatkala saya ke Tule dan menyaksikan sendiri betapa semangatnya anak-anak sekolah minggu disana, saya bertekad untuk terus melayani anak-anak sekolah minggu selama masih sehat dan ada kesempatan. Senyum mereka memberikan sebuah harapan besar untuk saya. Sayapun ingat saat kami menyanyikan lagu “Hidup ini adalah Kesempatan”, liriknya mengatakan :
Hidup ini adalah kesempatan, hidup ini untuk melayani Tuhan
Jangan sia-siakan apa yang Tuhan bri, hidup ini hanya sementara
Oh Tuhan pakailah hidupku, selagi aku masih kuat
Bila saatnya nanti ku tak berdaya lagi, hidup ini sudah jadi berkat
Mari semua guru-guru sekolah minggu kita terus melatih kreativitas dan meng-up grade kemampuan mengajar kita dalam setiap pelajaran sekolah minggu. Berusahalah yang terbaik untuk pelayananmu kepada anak-anak sekolah minggu. Melayani dengan sungguh-sungguh selagi masih sehat dan kuat agar bila saatnya tiba dimana kita sudah tidak berdaya lagi, hidup ini sudah jadi berkat dalam pelayananmu.