Tragedi Pistol Maut

Saya baru saja luput dari tragedi maut beberapa hari yang lalu. Tatkala saya sedang asyik duduk-duduk sambil internetan pake handphone kesayangan, tiba-tiba alis mata saya terasa gak sakit (letaknya 3cm dari bola mata). Saya sangat terkejut, marah dan sangat shock……….

“seseorang telah menembak saya!” pikir saya

Colt-pythonHal itu memang benar, 3 meter didepan saya seorang anak laki-laki (SD kelas 1, 6 tahun) sedang memegang pistol mainan ditangan kanannya. Dia hanya memandangi saya dengan tatapan kosong. Dalam hitungan detik, saya langsung berdiri, mendekat padanya dan mengambil senjata itu untuk saya musnahkan. “kenapa kamu menembak saya?” kata saya datar. Lalu si anak diam dan berkata: “tidak, saya tidak nembak kok!”. Tetapi saya tahu dia berbohong dari matanya yang tidak mau melihat saya. “Kamu bohong kan??” dan si anak hanya tertunduk diam. Gambar diambil disini.

Saya tahu dia adalah anak yang cukup nakal dilingkungannya, selalu saja membuat kekacauan…. tapi kenapa saya yang tidak tahu apa-apa harus jadi korban oleh ketololan anak 6 tahun karena peluru nyasar. Saya sangat emosi dan hanya terdiam, beberapa teman menenangkan saya.

Setelah kejadian itu dia langsung dimarahi oleh Ayahnya dan dia berjanji tidak akan mengulanginya didepan saya yang masih shock dan gemetaran. Tuhan begitu baiknya telah meluputkan saya dari kejadian yang akan membuat mata saya rusak/ buta. Saya hanya memeluk, memaafkannya sembari menenangkan dia yang menagis tersedu-sedu.

Lalu apa moral story-nya?

Meskipun anak ini bersalah tetapi saya yang melihat ini adalah kesalahan orang tuanya. Kok tega sekali ya, seorang ayah/ ibu membelikan pistol mainan  kepada anak 6 tahun yang sudah jelas-jelas akan membahayakan diri sendiri dan orang lain disekitanya.

Kenapa orang tua menuruti semua keinginan anak?? itu hanya membuat kesenangan sesaat.  Jika terjadi kekeliruan, si anak akan dimarahi,  dipukul, kemudian orang tua senang karena telah mampu mendidiknya *so wrong*.  Wahai orang tua, didiklah anakmu dengan bijak dan penuh kasih sayang.

7 Replies to “Tragedi Pistol Maut”

  1. ahahahahaha jadi inget kemaren makan di restoran pizza, vio di kasih balon dengan bentuk pedang-pedangan oleh salah satu pelayannya. begitu ngeh itu pedang-pedangan, saya langsung nyamperin pelayannya minta balon itu diganti bentuk. saya bilang saya ngga mau anak saya masih kecil sudah kenal dengan senjata. well, ya emang sih itu balon dan vio belum ngerti itu bentuk apa, tapi teteeeep… semua kan ada awal mulanya. masalahnya vio udah tau kalo orang dipentung pake tuh balon pasti teriak, dan dia senang dengan teriakan itu… beuuuuh…

    akhirnya balonnya diganti dengan bentuk boneka beruang sama pelayannya 😆

  2. Wah, ada-ada saja to mbakyu,…….. sabar! Kalau saya apa ya bisa sesabar mbakyu ya?

    ==============================

    Wah, tentu saja bisa 😀 😀

  3. semoga para orang tua mampu bijak dalam memanjakan anaknya 🙂

    lama tak menyapa
    baru jd blogger lg A nih 😀

    =========================

    welcome to new amazing world. Pergi untuk kembali toh 🙂
    Kaya judul lagu….

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: