Siapakah saya beberapa tahun yang lalu? tidak ada yang mengenali. Saya hanya pribadi yang tertutup dan pendiam. Rasanya sayapun pernah merasakan beratnya hidup seperti Marshanda hehehe, dimana orang hanya menilai dari “nilai” dan kulit luarnya. Teori labelling membelit berakar… so hard. Sampai saya mempunyai mimpi dan berkata pada diri sendiri lihatlah saya… saya pasti akan berhasil.
Pak Mario Teguh pernah bilang: “Cita-cita adalah impian yang bertanggal”. Jika Anda telah memiliki impian, berilah tanggal bagi pencapaiannya, dan impian itu akan menjadi cita-cita. Dan, cita-cita adalah keadaan yang dicapai melalui tangga kemampuan. Dan semua rencana Anda adalah proses untuk membangun kemampuan untuk mencapai cita-cita Anda.
Saya punya sebuah buku, “To Do Before You Die”. Buku yang membuat saya tetap waras untuk meraih cita-cita meskipun semua orang berkata tidak mungkin. “…Kerja keras adalah tiket yang memberikan ijin kepada kita untuk berdiri dalam antrian menuju impian-impian kita” kata Pak Mario Teguh. Saya hidup, berani bermimpi dan merealisaikan mimpi tersebut. Sungguh tatkala saya membaca “Sang Pemimpi” dari Andrea Hirata, bahwa anak kampung Belitong saja mampu untuk bermimpi dan meraih Sorbonne, Paris… kenapa saya tidak.
Mari kita berani bermimpi… raih mimpi itu seperti seolah-olah kita akan “pergi” esok.
One day in Madrid 😀 😀