Semangat Untuk Penderita Skizofrenia

Abeautifulmindposter

Sebuah komentar masuk dalam blog ini yang intinya mengajak kepada penderita skizofrenia untuk tetap terus hidup dan berkarya. Tulisannya seperti berikut ini:

Dear Sisca

Jangan cemas mengenai kuliah, sayapun mengidap penyakit schizoprenia.. kadang depresi juga mengenai penyakit ini. untuk melanjutkan kuliah coba universitas terbuka… Semangat !!! Mari tunjukkan bahwa schizoprenia bukan hambatan.. God love u,sisca

Semoga semua penderita Skizofrenia dapat  terus berkarya tanpa harus minder dengan kekurangan yang ada, seperti dalam film A Beautiful Mind yang diangkat dari kisah biografi ilmuwan John Nash, peraih nobel yang pernah mengalami paranoid skizofrenia. Jangan jadikan kekurangan itu hambatan untuk maju namun teruslah maju, kami semua mendukungmu untuk hidup yang lebih baik dan meraih cita-cita.

Pengobatan Schizophrenia: Skizoafektif

Suami sy pnderita skizoafektif. berhalusinasi krn ms lalu. pengobatan dah sejak agustus 2006 sempt diopname 8 hr. setelah itu penyakitnya datang pergi…. datang ketika ada stressor. suami rutin konsultasi dokter tiap bulan. sehari at 2 hr setelah konsultasi dia bisa jaga mood. sekarang obat yg diminum fluxetin 10mg pg hr dan 1/2 risperidone 2mg. dokter memberi th kemungkinan berobat seumur hidup.klo melihat dosis obat yg dikonsumsi saat ini, apakah sakit suami saya msh termasuk kategori parah? trima kasih sebelumnya….. (Yaya Dizzy)

Apa sih yang ada dibenak kita kalo menyebut penyakit Schzophrenia? Pasti kita berpikir, ituloh orang suka berhalusinasi, berkhayal dengan pikirannya sendiri, dizorganized dan berbicara/berpikir tidak umum. Secara umum mereka terlihat “normal” seperti  John Nash di film A Beautiful Mind, yang dapat melihat angka-angka.

Menurut om Wikipedia, Schizophrenia is a psychiatric diagnosis that describes a neuropsychiatric and mental disorder characterized by abnormalities in the perception or expression of reality. It most commonly manifests as auditory hallucinations, paranoid or bizarre delusions, or disorganized speech and thinking with significant social or occupational dysfunction.

Berbicara mengenai Schizophrenia itu luas sekali cakupannya, karena mbak Yaya hanya bertanya mengenai “pengobatan skizoafektif” maka tulisan ini hanya seputar itu saja ya.

Penanganan Schizoefektif

Jika stressor cukup kuat maka paseien dapat dirawat beberapa hari di rumah sakit untuk membuatnya lebih stabil. Setelah pulih dapat dilakukan pengobatan dengan terapi medikasi (seperti obat yang diminum sekarang).

Pengobatan Skizoafektif meliputi antimanik, antidepressan dan antpsikotik. Jika dilihat dari gejala dan pengobatan yang ada maka pengobatan suami mbak Yaya adalah kombinasi keduanya, yaitu antidepressan dan antipsikotik.

Fluoxetine adalah antidepressan yang merupakan golongan SSRI (selective serotonin reuptake inhibitor. ngerti ga ya?? maksudnya obat ini dipake untuk mengobat depresi mayor sehingga bisa berprilaku lebih tenang dan tidak obsesif. Dosis umum untuk pengobatan ini Fluoxetine 20mg/hari.

Risperidone adalah obat yang digunakan untuk mengobati Schizophrenia dalam golongan psikotik. Dosisnya berkisar antara 0.25-4mg/ hari. Jadi kalo saya simpulkan bahwa terapi pengobtan yang sudah diberikan oleh dokter sudah tepat dan dosis masih dalam takaran normal jadi bukan termasuk sakit yang parah 😀 😀 😀 *hore-hore-hore*.

Terakhir, terapi yang tidak kalah penting untuk mengobati Schizoafektif adalah psikoterapi. Terapi ini berguna agar dapat mengatasi stressor, membuatnya lebih tenag dan dapat bersosialisasi/ punya rasa percaya diri.

Saya berharap keluarga dan kerabat dan terus mendukung pengobatan ini. Memang sakit ini bukan seperti sakit batuk yang diobati langsung sembuh tetapi perlu waktu yang sangat lama untuk membuat pasien bisa sembuh seperti sediakala. Mungkin karena lamanya dokter bisa berkata seumur hidup hehehe.

Tidak ada yang mustahil jika kita percaya, pesan saya jadilah Ibu yang kuat, yang sabar dan jangan menyerah untuk terus memberikan yang terbaik.